Pucung - Patung primitif

on Jumat, 27 Februari 2009

Patung primitif tak hanya diproduksi Suku Asmat Papua. Perajin yang berdomisili di Kabupaten Bantul DIY pun ternyata trampil mendisain dan memahat patung primitif dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahkan ada satu dusun, Pucung namanya, sejak 10 tahun lalu menjadi sentra kerajinan patung primitif. Patung-patung berwarna hitam dan coklat tua itu menjadi menarik karena dipahat dalam desain yang aneh-aneh. Ada patung yang matanya besar melotot, bibir tebal, postur tinggi kurus, badan bongkok sambil memeluk tifa dan sebagainya.


Bagi wisatawan yang ingin melihat secara langsung proses pemahatannya dapat berlama-lama di dusun Pucung, karena cukup banyak pengrajin yang bekerja di perusahaan-perusahaan pembuat patung primitif. Mereka ada yang mengerjakan proses pemahatan, pembakaran, pewarnaan dan penataan aksesoris seperti untuk rambut, penutup tifa dan sebagainya.


Selain berbelanja patung yang sudah tersedia di rumah-rumah produksi, wisatawan juga dapat memesan patung dengan motif sesuai selera masing-masing.

Sentra kerajinan patung primitif Pucung, cukup dekat, hanya sekitar 7 kilometer dari kota Yogyakarta ke arah selatan; masuk wilayah desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

Bagi para wisatawan, kunjungan ke sentra kerajinan Pucung dapat dirangkai sekaligus dengan perjalanan wisatanya ke sentra kerajinan gerabah Kasongan, sentra kerajinan tatah sungging wayang Dusun Gendeng, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan. Bahkan dapat diteruskan ke sentra kerajinan batik media kayu Krebet di desa Guwosari, kecamatan Pajangan.

0 komentar:

Posting Komentar