Wayang Kulit China-Jogja Tersisa Dua Set di Dunia

on Kamis, 26 Februari 2009

Wayang kulit China buatan Jogja hanya tersisa dua set di dunia yakni di DI Jogjakarta dan Jerman. Pengajar Sastra China-Jawa Universitas Indonesia, Dwi Woro Retno Mastuti, yang ditemui Selasa (8/1) menjelaskan, wayang kulit China buatan Jogja tersebut memiliki unsur budaya Tionghoa dan Jawa yang kental sebagai produk akulturasi budaya yang berbeda dengan wayang kulit China di Provinsi Fujian, Republik Rakyat China.

“Wayang tersebut memiliki ornamen unik khas busana dan ornamen Jawa. Lakon yang dimainkan adalah cerita klasik seperti Sie Djin Koei, Sun Go Kong dan Kisah Tiga Negara atau Sam Kok,” kata Woro.

Namun, wayang tersebut tidak dipertunjukan lagi karena dilarang Orde Baru sejak tahun 1967. Pada tahun tersebut, Dalang Wayang Kulit China Gan Dwan Sing juga meninggal sehingga pertunjukan unik itu berakhir.

Menurut Woro, naskah Wayang Kulit China juga khas karena ditulis dalam aksara Jawa dalam naskah setebal 4000 halaman. Naskah tersebut kini disimpan dengan baik oleh pakar wayang dari Jerman bernama Wolter Angst.

Woro sudah menyalin sebagian naskah tersebut karena berisi catatan sejarah dan data yang menarik. Penyalinan naskah tertunda karena keterbatasan biaya yang mencapai ribuan Euro.
Yang jelas, keberadaan Wayang Kulit China lanjut Woro merupakan tonggak sejarah dan harus dilestarikan untuk mendorong proses integrasi dan akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa sebagai bagian budaya nasional Indonesia.

Di masa lalu, Wayang Kulit China populer dimainkan di Jogjakarta, Solo, Semarang, Surabaya dan sekitarnya di kelenteng yang dinikmati publik. Masa jaya wayang kulit China diperkirakan pada perempat pertama abad 20 hingga munculnya kekuasaan Orde Baru.

0 komentar:

Posting Komentar